Selasa, 12 Agustus 2014

KUANTITAS MIKROBA HITUNGAN MIKROSKOPIS LANGSUNG



Laporan Praktikum                             Nama               : Eka Lindawati         
Mikrobiologi                                       Kelompok       : 8
                                                            NIM              : J3L112138   
                                                            Hari, tanggal   : Jum’at, 4 Oktober 2013
Waktu            : 14.00-17.20 WIB
                                                            PJP                : M. Arif Mulya, S.Pi
                                                            Asisten           : Lia Suliani
                                                                                    Ramdhani
                                                                                    Yuriska Sekar Rani


KUANTITAS MIKROBA HITUNGAN MIKROSKOPIS LANGSUNG







LOGO IPB.gif
                                               






PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Pendahuluan
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga lingkungan yang relatif panas, dari ligkungan yang asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto 2005). Istilah pertumbuhan umumnya dipergunakan bakteri dan mikroorganisme yang lainnya dan biasanya lebih mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel dan bukanlah dilihat dari pertambahan jumlah individu mikroorganisme tersebut. Suatu proses pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa yang melebihi dari yang ada di dalam inokulum asalnya (Volk 1993). Dengan penggunakan medium pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba (Pelczar 1986).
Pengukuran kuantitatif populasi suatu mikroba dapat dilakukan dengan penetuan jumlah sel dan penentuan sel (Fardiaz 1992).Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan hitungan cawan, hitungan mikroskopis langsung atau dengan alat colony counter (Hadioetomo  1993). Perhitungan langsung (direct count) untuk jumlah sel atau biomassa mikroorganisme dan sel dihitung langsung di bawah mikroskop atau dengan perhitungan partikel elektronik (electronic particle counter). Pengukuran langsung (direct measurement) untuk biomassa mikroorganisme, massa sel dapat ditentukan dengan menimbang atau mengukur berat seluruh sel, dan biomassa dapat dikorelasikan dengan jumlah sel dengan membandingkan pada kurva standar. Perhitungan tidak langsung (indirect count) untuk jumlah sel, mikroorganisme dalam sampel dikonsentrasikan dan ditanam pada media yang sesuai, pertumbuhan mikroorganisme contohnya pembentukan koloni dalam pelat agar, digunakan untuk memperkirakan jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam sampel. Perkiraan tidak langsung (indirect estimate) untuk biomassa mikroorganisme, biomassa mikroorganisme diperkirakan  dengan mengukur komponen biokimia sel mikroorganisme yang relative konstan, seperti protein, adenosine trifosfat (ATP), lipopolisakarida (LPS), murein dan klorofil. Biomassa juga dapat diperkirakan secara tidak langsung dengan mengukur kekeruhan. Perkiraan tidak langsung biomassa mikroorganisme dapat dikorelasikan dengan jumlah sel dengan membandingkan dengan kurva standar (Harmita 2006).

Tujuan
Praktikum bertujuan untuk menghitung jumlah sel pada sampel yeast dengan menggunakan teknik hitungan mikroskopis langsung.

Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan ialah mikroskop, pipet tetes, cover glass, Counter dan Haemocytometer.
Bahan-bahan yang digunakan ialah Metilen Blue (MB), alkohol 70% dan suspensi yeast/khamir.

Prosedur
            Permukaan bidang Haemocytometer dan cover glass dibersihkan dengan tissue. Cover glass diletakkan di atas permukaan hitung Haemocytometer. Kemudian suspensi khamir/yeast dikocok dan diambil dengan pipet tetes sebanyak 0,1-0,5 mL. Suspensi tersebut diletakkan pada ruang hitung haemocytometer dan diamati jumlah khasmir/yeast dengan mikroskop dimulai dengan menemukan kotak hitung terlebih dahulu.

Data dan Hasil Pengamatan

Tabel 1 Hasil hitungan mikroskopis langsung
Kelompok
Jumlah sel mikroba
1
3,605 x 107
2
1,863 x 107
3
7,275 x 107
4
4,235 x 107
5
4,19 x 107
6
2,275 x 107
7
6,965 x 107
8
1,48 x 107
9
3,16 x 107
10
3,5 x 107

Rounded Rectangle: bRounded Rectangle: ahttps://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/p296x100/993718_674290862580933_1725725403_n.jpghttps://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/p296x100/1375657_674292365914116_1871429123_n.jpg

Gambar 1 Hasil haemocytometer pada sampel Yeast sebelum ditambahkan   metilen blue (MB) (a) dan setelah ditambahkan metilen blue (b).

Pembahasan

          Kuantisasi mikroba dengan perhitungan mikroskopis secara langsung menggunakan suspensi khamir/yeast sebagai bahan uji. Khamir/yeast termasuk ke dalam golongan fungi. Pada umumnya, sel khamir lebih besar dari pada kebanyakan bakteri, tetapi khamir  yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1-5 µm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 µm atau lebih. Khamir umumnya mempunyai morfologi uniselular dan tidak dilengkapi flagelum atau organ-organ penggerak lainnya. Khamir bersifat fakultatif yang artinya mereka dapat hidup hidup baik dalam keadaan aerobik maupun keadaan anaerobik (Pelczar 1986).
Khamir terdapat pada makanan seperti roti. Mikroba yang terkandung dalam makanan bisa menyebabkan terjadinya kerusakan mikrobiologis pada makanan sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bahan makanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat, perlu dilakukan pengujian mikroba yang terkandung dalam makanan tersebut, salah satu cara tersebut adalah dengan analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan (Buckle 1987). Penentuan jumlah angka mikroorganisme sangat penting dilakukan untuk menetapkan keamanan suatu sediaan farmasi dan makanan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk menghitung jumlah mikroorganisme. Metode tersebut menghitung jumlah sel, massa sel, atau isi sel yang sesuai dengan jumlah sel. Terdapat empat macam cara umum untuk memperkirakan besar populasi mikroorganisme, yaitu perhitungan langsung, pengukuran langsung, perhitungan tidak langsung dan perkiraan tidak langsung (Harmita 2006).
Pada praktikum kali ini digunakan perhitungan secara langsung jumlah mikroba pada suspensi khamir/yeast. Pada perhitungan secara langsung dilakukan langsung dengan menggunakan sampel yang telah disediakan pada hari itu juga. Penghitungan ini dikatakan tidak akurat jumlah mikroba yang di dalam sampel, karena hanya berdasarkan pada mikroba yang ada. Mikroba yang ada pada media ataupun sampel yang terhitung tidak hanya mikroba yang hidup, mungkin saja mikroba yang mati juga terhitung. Perhitungan ini dapat menggunakan hemositometer dan Counter atau alat-alat lain yang sejenis. Tersedia banyak teknik di dalam laboratorium untuk mengukur pertumbuhan mikroba . Alat-alat yang ada tersebut berkisar dari peralatan yang masih sederhana seperti sebuah kaca objek dengan olesan yang diwarnai. Suatu bakteri juga dapat dihitung secara elektronik yaitu dengan cara memasukkan biakan melalui lubang yang sangat kecil pada alat penghitung partikel counter. Alat penghitung tersebut dapat dipakai secara rutin untuk memecah sel darah, namun dapat pula disesuaikan untuk memecah bakteri (Volk 1993).
Untuk menghitung jumlah sel pada suspensi khamir dibutuhkan alat yang namanya haemocytometer. Haemocytometer adalah suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca penutup yang akan menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca. Ruang hitung memiliki total luas permukaan 9 mm2. Dasar perhitungan menggunakan haemocytometer adalah dengan menempatkan satu tetes suspensi bahan atau biakan mikroba pada alat tersebut ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati dengan mikroskop yang perbesarannya tergantung pada besar kecilnya mikroba. Dengan menentukan jumlah sel rata-rata tiap petak (ruangan) yang telah diketahui volumenya, dari alat tersebut dapat ditentukan jumlah sel mikroba.
Percobaan dilakukan dengan membersihkan haemocytometer terlebih dahulu dengan alkohol 70% dan dilap dengan tissue. Tujuan pembersihan ini dilakukan agar steril sehingga pengamatan terlihat jelas oleh mata dan mempermudah perhitungan mikroba, pembersihan dengan mengelap dengan tissue dan usahakan tidak ada goresan pada alat ini karena akan terlihat di mikroskop yang dapat mengganggu pengamatan. Kemudian cover glass diletakkan di atas Haemocytometer dengan tujuan agar mikroba yang akan dihitung tetap bentuknya pada ruang alat serta tidak terkontaminasi. Kemudian suspensi khamir dipipet dan diletakkan di atas ruang hitung haemocytometer, sebelum dipipet suspensi harus dikocok terlebih dulu agar khamir yang terdapat dalam suspensi khamir merata dan dapat menghasilkan jumlah sel yang lebih banyak dibanding tidak dikocok.  Kemudian mikroskop di atur dengan intensitas cahaya yang rendah atau redup sehingga garis-garis yang terletak pada ruang haemocytometer dapat terlihat jelas. Selain cahaya, faktor perbesaran mikroskop juga berpengaruh. Ruang haemocytometer baik di bagian bawah maupun atas akn terlihat dalam perbesaran 4x10 dan pada percobaan terlihat jelas kamar bagian atas. Pada pebesaran tersebut, akan terlihat kotak-kotak berukuran besar sebanyak 25 kotak. Setiap satu kotak besar berukuran 1 mm2. Satu kotak besar yang menyusun kamar, terdapat 16 kotak kecil didalamnya sehingga kotak kecil dalam kamar berjumlah 400 buah. Ruang yang terisi dengan mikroba pada yang terletak pada ruang hitung dapat langsung dihitung dengan menghitung 5 kotak besar pada posisi ujung-ujung-tengah seperti pada gambar 2 pada lampiran. Perhitungan dibantu dengan menggunakan counter. Hasil perhitungan dirata-rata kemudian hasil rataan dimasukkan rumus untuk kotak sedang. Perhitungan juga harus memperhatikan faktor pengenceran, jika dilakukan pengenceran maka jumlah sel/ml dikalikan faktor pengenceran. Jumlah yang dihasilkan pada diagonal keduanya akan sama atau tidak jauh berbeda (Dwidjoseputro 1990).
           Berdasarkan percobaan didapat data pada tabel 1, dihasilkan jumlah mikroba dalam suspensi khamir rata-rata memiliki lebih dari 107 sel/mL. Pada kelompok 8 diperoleh jumlah mikroba yang terkandung sebesar 1,48 × 107 sel/mL dengan perhitungan pada lampiran, dengan jumlah mikroba pada setiap kotak 36, 88, 57, 94 dan 22. Jumlah ini cukup kecil jika dibandingkan dengan kalompok lain hal ini disebabkan pada saat pemipetan suspensi pada ruang haemocytometer suspensi khamir tidak dikocok terlebih dahulu sehingga dihasilkan jumlah yang kecil. Setelah didapat jumlah mikroba yang terkandung dalam suspensi khamir, pada haemocytometer ditambahkan metilen blue untuk dapat membedakan mikroba yang mati dan yang hidup. Dari percobaan didapat hampir seluruh mikroba dalam suspensi khamir berwarna biru yang artinya mikroba tersebut telah mati. Hal ini disebabkan oleh sifat membran sel yang selektif permiable pada mikroba.
Haemocytometer memiliki kelebihan dan kelemahan dalam proses perhitungan bakteri secara langsung. Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati tergantung dari pewarna yang digunakan, seperti pada percobaan bila pewarna metilen blue dicampurkan kedalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. Selain itu cepat dalam menghasilkan data karena langsung ditung pada waktu itu juga. Metode ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya tidak dapat digunakan untuk mikroba yang berukuran terlalu kecil seperti bakteri.

Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini diperoleh jumlah mikroba dalam suspensi khamir dengan perhitungan mikroskopis secara langsung adalah sebesar 1,48 × 107 sel/mL.


Daftar Pustaka
Afriyanto Eddy. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta : Penerbit Kanisius.
Buckle K. A,dkk. 1987. IlmuPangan. H. Purnomo dan Adiono, penerjemah. Jakarta: UI-Press.
Dwidjoseputro, Prof.Dr.D. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Teknik Dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Hayati Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Pelczar M.J, Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Volume 1. Ratna Sari Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari Angka, penerjemah. Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Erlangga.

































Lampiran 1 Perhitungan jumlah mikroba dalam suspensi khamir

36



88







57







94



22
Gambar 2 Ruang hitung haemocytometer yang akan digunakan dalam
                       perhitungan

Contoh perhitungan jumlah mikroba dalam suspensi khamir pada kelompok 8 :
Diketahui        : Kotak 1 = 36
                          Kotak 2 = 88
                          Kotak 3 = 57
                          Kotak 4 = 94
                          Kotak 5 = 22

Jumlah mikroba dalam suspensi khamir =