Laporan
Praktikum Nama : Eka Lindawati
Mikrobiologi Kelompok : 8
NIM : J3L112138
Hari,
tanggal : Jum’at, 27 September 2013
Waktu : 14.00-17.20 WIB
PJP : M. Arif Mulya, S.Pi
Asisten : Lia Suliani
Ramdhani
Yuriska Sekar Rani
TEKNIK ASEPTIK DAN ISOLASI
BAKTERI DARI POPULASI CAMPURAN

PROGRAM
KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Pendahuluan
Mikrobiologi adalah suatu
cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme dan interaksi
mereka dengan organisme lain dan lingkungannya. (Singleton 2006). Bakteri dapat dikembangkan dengan cara
melakukan pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan cara
ditumbuhkan pada suatu media pertumbuhan bakteri, yang biasanya berupa agar (Hardioetomo
1983). Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni
dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Machmud, 2008 ).
Perlakuan aseptik ialah
perlakuan yang bertujuan terbebas dari mikroorganisme. Aseptik diimbangi
dengan sterilisasi yang merupakan upaya untuk menghilangkan kontamina
mikroorganisme yang menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk
analisa selanjutnya (Jati 2007). Teknik aseptik sangat diperlukan untuk
menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat,
bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum
dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat
diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut
merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi
(Oram, 2001).
Tujuan
Praktikum bertujuan untuk
menguasai teknik memindahkan biakan murni dari satu wadah ke
wadah yang lain secara aseptik dan mempelajari cara mengisolasi bakteri dari
lingkungan dengan metode penggoresan kuadran serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri
tumbuh.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan ialah
tabung reaksi dan rak tabung, kawat Ose,
pembakar
spirtus dan cawan petri.
Bahan-bahan
yang digunakan ialah media Plate Count Agar (PCA), Nutrient Broth (NB),
aquades steril dan koloni mikroorganisme pada cawan petri.
Prosedur Kerja
Alkohol disemprotkan
pada meja kerja dan tangan. Pembakar
spirtus dinyalakan kemudian dua tabung berisi masing-masing aquades steril
dan media pembiakan bakteri Nutrient Broth (NB),
dipegang dengan tangan kiri membentuk huruf V yang dipisahkan dengan ibu jari.
Kawat ose dipanaskan pada api dari pembakar
spirtus yang berwarna biru dan dipijarkan sampai kawatnya berwarna merah dalam
api. Kawat ose ditunggu hingga dingin, sambil tutup kedua tabung direnggangkan namun
tetap bekerja disekitar pembakar spirtus. Tutup tabung
aquades steril dibuka, bibir tabung akuades dipanaskan terlebih dahulu
dan kawat ose dicelupkan ke dalamnya kemudian akuades steril
tersebut ditutup kembali. Setelah dicelupkan, penutup
tabung media NB dibuka dan bibir tabung
dipanaskan terlebih dahulu dan kawat ose tadi dicelupkan ke
dalam media NB.
Tabung berisi media dipanaskan kembali kemudian segera ditutup dengan
rapat.
Pada inokulasi bakteri
dengan goresan kuadran dilakukan dengan cara data mengenai kepemilikan sampel
dituliskan pada tutup cawan petri yang akan digunakan. Cawan petri dibalik dan digambarkan
kuadran dengan spidol. Sampel bakteri yang ingin dipindahkan diambil dengan
menggunakan oase yang sudah sebelumnya dipijarkan di atas pembakar spirtus
kemudian bakteri tersebut digoreskan pada cawan petri yang sudah di gambarkan
kuadran tadi. Penggoresan diulang hingga pada kuadran terakhir kemudian
diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu ruang.
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil isolasi bakteri
dari populasi campuran
Asal Sampel
|
Kelompok
|
Dua macam koloni yang tumbuh terbanyak
|
||
Gambar (Sketsa)
|
Ciri-ciri koloni
|
|||
Laboratorium CB Mikrobiologi
|
1
|
![]() |
Warna: putih kekuningan
Ukuran: Sedang
Bentuk: irregular
Elevasi: Umbonate
Permukaan: Mengkilap
Margin: Undulate
|
|
W.C
|
2
|
![]() |
Warna :kuning
Ukuran: kecil
Bentuk: bulat
Elevasi :umbonate
Permukaan: mengkilap
Margin
:undulate
|
|
Kloset
|
3
|
![]() |
Warna:Putih
kekuningan
Ukuran: Kecil. Bentuk: Sirkular dengan tepi peripheral. Tepi: Entire tegas dan rata. Elevasi: Konveks. |
|
Lanjutan Tabel
1 Hasil isolasi bakteri dari populasi campuran
|
||||
Asal Sampel
|
Kelompok
|
Dua macam koloni yang
tumbuh terbanyak
|
||
Gambar (Sketsa)
|
Ciri-ciri koloni
|
|||
|
||||
Kantin dalam
|
4
|
![]() |
Warna : Kuning muda
Bentuk : Punctiform
Elevasi : -
Permukaan : Rata
Margin : -
|
|
Kantin Pintu 4
|
5
|
![]() |
Warna : Putih
Ukuran : Kecil
Bentuk : Elevasi
Permukaan : Licin
Margins : Entire1
|
|
Kolam IPAL
|
6
|
![]() |
Warna:Putih
Bentuk:Irregular
Elevasi:Umbunate Permukaan:Undulate
Margin:Undulate
|
|
Rak sepatu
|
7
|
![]() |
Warna : Kuning muda
Bentuk : Sirkular
Elevasi : Konvex
Permukaan : Rata
Margin : Entire
|
|
Lorong CB
|
8
|
![]() |
Warna : Putih
Ukuran : besar
Bentuk : Irregular
Elevasi : Flat
Permukaan : Licin
Margins : Rata
|
|
Lanjutan Tabel
1 Hasil isolasi bakteri dari populasi campuran
|
||||
Asal Sampel
|
Kelompok
|
Dua macam koloni yang
tumbuh terbanyak
|
||
Gambar (Sketsa)
|
Ciri-ciri koloni
|
|||
|
|
|
|
|
Rambut
|
9
|
![]() |
Warna : putih
Ukuran : noktah
Bentuk : Irregular
Elevasi : Unbonate
Permukaan : licin
Margns : undulate
Jumlah : 2
|
|
Nafas
|
10
|
![]() |
Warna : Kuning muda
Ukuran : noktah dan
sedang
Pigmentasi : kunig
Bentuk : sirkular dengan
tepi peripheral
Margin : entire
Elevasi : konveks
|
Pembahasan
Teknik aseptik
dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja
didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi
jarum yang digunakan
untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah
melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghjancurkan semua bentuk kehidupan yang
ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi
biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan,
(Dwidjoseputro 1992)
Proses penanaman kembali mikroba ke dalam media baru disebut
inokulasi. Pada proses ini juga diperlukan sterilisasi yang tinggi
baik untuk tempat yang akan digunakan
maupun peralatan yang akan digunakan karena jika tidak hasil pengamatan
dapat terkontaminasi dan hasilnya menjadi tidak sesuai dengan harapan. Sterilisasi
merupakan salah satu teknik aseptik yang bertujuan untuk menghilangkan
kontaminan yang dapat mengganggu mikroba yang akan dibiakkan kembali. Steriliasasi
yang dilakukan berupa membersihkan area sekitar yang akan digunaakan sebagai
tempat bekerja untuk melakukan percobaan dan tangan dengan alkohol 75% sehingga
dapat dihasilkan hasil percobaan yang akurat. Pada percobaan kali ini teknik
aseptik yang dilakukan adalah dengan pemijaran dengan menggunakan pembakar
spirtus. Teknik pemijaran dilakukan dengan
cara membakar alat jarum inokulasi atau kawat ose secara langsung pada api yang
dihasilkan oleh spirtus. Pemijaran tersebut
bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang dapat mengganggu hasil percobaan
sehingga mikroba yang diinginkan akan tumbuh tanpa adanya kontaminan.
Percobaan
pertama dilakukan dengan memeriksa bakteri pada akuades steril yang di dalamnya
tidak terdapat mikroba dengan memindahkannya menggunakan oase yang telah
dipijarkan ke dalam media NB dengan teknik yang aseptik. Jarum ose dipanaskan hingga membara
berfungsi untuk mensterilsasi jarum sebelum digunakan dari mikroorganisme lain,
kemudian bibir tabung dipanaskan berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan
biakan dari mikroorganisme lain. Pengambilan bakteri dari tabung akuades dengan oase
ke media NB, memungkinkan bakteri dapat terambil
banyak. Mulut tabung akuades yang akan dianalisa
dipanaskan kembali,
berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mokroorganisme lain.
Kemudian segera di tutup bertujuan agar keadaan mikroorganisme di dalam tabung
reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk sehingga tidak akan mempengaruhi mikroorganisme yang akan
di biakan.
Setiap perlakuan dilakukan secara aseptis di dekat api pembakar spirtus.
Hal ini berfungsi agar saat inokulasi, bahan
serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Teknik pemegangan tabung media NB dan tabung aquades steril berbentuk pola V dan dipisahkan
dengan ibu jari. Hal ini digunakan untuk mempermudah dalam
pemindahan mikroorganisme dari media satu ke media
yang baru. Selain itu media yang akan
dipergunakan jangan terlalu dibuka terlalu lebar agar kemungkinan terkontaminasinya
cukup rendah sehingga perolehan hasil lebih
akurat.
Secara hipotesa, tidak akan ada bakteri yang tumbuh di dalam
media NB karena sampel yang digunakan adalah akuades
steril yang kemungkinan besar sudah disterilisasi sehingga tidak terdapat lagi
bakteri. Setelah dilakukan inkubasi selama
2x24 jam, seharusnya
media NB yang awalnya bening harusnya tetap bening. Namun pada percobaan
hasilnya berbeda dengan hipotesa sebelumnya. Media NB yang digunakan sebelumnya
sudah terdapat suspensi-suspensi kecil di dalam tabungnya sehingga ketika dimasukkan
oase dari tabung akuades dan setelah diinkubasi warna larutannya berubah agak
sedikit keruh dari warna larutan awalnya dapat dilihat pada gambar 1. Sehingga
dapat dikatakann bahwa hasil negatif pada percobaan aseptik ini selain
dipengaruhi oleh larutan NB itu sendiri dipengaruhi juga oleh beberapa faktor
diantaranya setelah jarum inokulasi dipijarkan
atau disterilkan, langsung dicelupkan ke dalam akuades steril dalam keadaan panas. Seharusnya
kawat ose harus ditunggu sampai suhunya tetap setelah pemijaran atau setelah
dingin baru kemudian dimasukkan ke dalam akuades dan segera dipindah ke media NB. Kesalahan dapat timbul juga karena terlalu lama
berinteraksi dengan udara dan kawat ose yang telah dicelupkan pada aquades
steril tidak secepatnya dimasukkan ke dalam media agar, sehingga banyak
mikroorganisme dari udara yang masuk.

Gambar 1 Hasil teknik aseptik pada
medium NB
Dalam bidang ilmu mikrobiologi untuk dapat menelaah
bakteri khususnya dalam skala laboratorium maka terlebih dahulu kita harus
menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana didalamnya hanya terdapat
bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain.
Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk
melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang dibutuhkan
bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar 1986).
Percobaan kedua adalah pemindahan bakteri (inokulasi)
dari populasi campuran sehingga didapat bakteri tunggal/ biakan murni. Metode
isolasi bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya yang
digunakan dalam percobaan adalah metode cawan gores. Metode ini mempunyai dua
keuntungan yaitu menghemat waktu dan bahan namun terdapat pula kelemahannya yaitu bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Namun untuk hasil yang baik diperlukan
keterampilan yang diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan
dengan baik akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dapat
diambil hipotesa awal yaitu seharusnya
didapatkan mikroorganisme yang telah terpisah dari koloninya dan hanya
berjumlah sedikit saja.
Berdasarkan percobaan diperoleh data seperti pada tabel
1. Gambar 10 merupakan pembiakan murni yang
mikroorganismenya tumbuh dengan sempurna. Apabila terdapat mikroorganisme yang
terdapat di luar jalur zigzag, mikroorganisme tersebut bukanlah mikroorganisme
yang berasal dari pembiakan murni, melainkan kontaminan yang juga hidup bersama
dengan biakan mikroorganisme di dalam media.
Namun setelah percobaan dilakukan, bakteri yang digoreskan pada jalur
zigzag semuanya tumbuh subur sehingga tidak ada yang terpisahkan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya bakteri yang dipindahkan sudah terkontaminasi oleh jamur sehingga
media baru tersebut terpenuhi bakteri subur yang tak dapat dipisahkan, teknik penggoresan yang buruk
sehingga media tersobek. Faktor
lain yang dapat menyebabkan gagalnya mikroorganisme terpisahkan ialah setelah
kawat ose dipijarkan dengan api spirtus dalam teknik sterilisasi, langsung
ditempelkan ke media yang penuh dengan koloni
bakteri. Seharusnya setelah kawat ose dipijarkan, ditunggu hingga kawat ose
dingin, kemudian mengambil mikroorganisme yang terpisah
dari koloni. Kawat ose dalam keadaan panas, dapat menyebabkan mikroorganisme
mati, sehingga tak ada mikroorganisme yang tumbuh pada media agar yang baru atau mungkin hanya jamur yang tumbuh
sedangkan bakteri yang akan dipindahkan mati.
Simpulan
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa pemindahan
mikrob secara aseptik telah gagal dilakukan karena
berbagai faktor dan isolasi bakteri dari populasi campuran gagal
dilakukan juga karena mikroorganisme dalamnya tumbuh subur.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro. 1992.
Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hardioetomo R. S. 1983. Mikrobiologi dalam Praktek. Bogor: IPB Press.
Jati
Wijaya. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta : Ganeca Exact.
Machmud,
M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
Oram,
R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr. 2001. Biology Living System.
Glencoe Division Mc Millan Company. Waterville.
Pelczar, Michael. 2006.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Ratna
Sri, penerjemah. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.terjemahan dari : Elements of Microbiology.
Singleton Paul.2006. Dictionary
of Microbiology And Molecular Biology Third Edition. England : John wiley & Sons Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar