LAPORAN
PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Eka
Lindawati (J3L112138)
Siti
Anissa Arahmah (J3L112076)
Sabtu,
20 April 2013, Fachrurrozie, S.Si, Listiani Nurul Susanti, S.Si dan Ika
Syarifatun Khasanah, S.S
SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET-VISIBEL
Prinsip Kerja
Spektrofotometer UV-VIS prinsipnya sama dengan
spektrofotometer pada umumnya yaitu alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini disebut dengan spektrofotometri (Saputra 2009). Prinsip
kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer adalah bila cahaya
monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut diserap,
sebagian dipantukan dan sebagian lagi dipancarkan (Clark 2007). Cahaya
yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis diteruskan
melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya
pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi
cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu
kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap
(diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian
di terima oleh detektor. Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke
digital dan dilihat hasilnya, perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah
terprogram untuk mengetahui cahaya yang diserap oleh
sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung
dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara
kuantitatif.
Bagian-bagian Alat
|
|



|


Gambar 1
Spektrofotometri UV-VIS











|
Gambar 2 Bagian Alat
Spektrofotometri UV-VIS
Sumber
cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam
yaitu lampu tungsten (Wolfram) dan lampu deuterium. Lampu Tungsten (Wolfram) digunakan
untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengan bola
lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum
radiasinya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000 jam pemakaian
sedangkan lampu deuterium dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum
energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada
daerah UV. Memiliki waktu 500 jam pemakaian. Lalu monokromator, monokromator
adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya tunggal
(monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian
monokromator, yaitu prisma, prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik
sebesar mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi
polikromatis. Grating (kisi difraksi), kisi difraksi memberi keuntungan lebih
bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan
pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi
dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum. Celah optis, celah ini
digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber
radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan
dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang
diharapkan. Filter berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya
yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang
yang dipilih. Kompartemen sampel digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet.
Kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis.
Pada spektrofotometer double beam,
terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet digunakan sebagai tempat untuk menaruh
sampel, sementara kuvet lain digunakan untuk menaruh blanko. Sementara pada
spektrofotometer single beam, hanya
terdapat satu kuvet. Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat diantaranya
adalah permukaannya harus sejajar secara
optis, tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan, tidak ikut
bereaksi terhadap bahan-bahan kimia, tidak rapuh, bentuknya sederhana.
Terdapat berbagai jenis dan bentuk kuvet pada spektrofotometer.
Umumnya pada pengukuran di daerah UV, digunakan kuvet yang terbuat dari bahan
kuarsa atau plexiglass. Kuvet kaca
tidak dapat mengabsorbsi sinar uv, sehingga tidak digunakan pada saat
pengukuran di daerah UV. Oleh karena itu, bahan kuvet dipilih berdasarkan
daerah panjang gelombang yang digunakan. Gunanya agar dapat melewatkan daerah
panjang gelombang yang digunakan.
• UV : fused silika, kuarsa
• Tampak (Visible)
: gelas biasa, silika atau plastik
• IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion
Tabel 1
Bahan Kuvet Sesuai Panjang Gelombang
Bahan
|
Panjang
gelombang
|
Silika
|
150-3000
|
Gelas
|
375-2000
|
Plastik
|
380-800
|
Sinyal akan yang di teruskan oleh larutan ditangkap
oleh detektor. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan
dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer). Syarat-syarat ideal
sebuah detektor adalah mempunyai kepekaan tinggi, respon konstan pada berbagai panjang
gelombang, waktu respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi, sinyal listrik
ayng dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Tabel 2
Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang
Jenis
detektor
|
λ range (nm)
|
Sifat
pengukuran Penggunaan
|
Phototube
|
150 –
1000
|
arus
listrik UV
|
Photomultiplier
|
150 –
1000
|
arus
listrik UV/Vis
|
Solid
state
|
350 –
3000
|
|
Thermocouple
|
600 –
20.000
|
arus
listrik IR
|
Thermistor
|
600 –
20.000
|
hambatan listrik IR
|
Cara Pengoperasian
Semua alat dihubungkan ke stabilizer, komputer
dinyalakan, spektrofotometer dinyalakan dengan menekan tombol ‘ON’, klik tombol
‘start’, pilih program ‘Hitachi Aplication UV solution’, tampilan program akan
muncul dan memberitahukan bahwa proses instalisasi sedang berlangsung, tunggu
hingga proses selesai ditandai dengan munculnya warna hijau dan tertulis status
‘ready’. Biarkan selama 15 menit untuk pemanasan, setelah itu spektrofotometer
siap digunakan, atur panjang gelombangnya. Setelah itu spektrofotometer siap
digunakan untuk pengukuran serapan sampel pada panjang gelombang tertentu. Setelah
selesai bekerja, kuvet dikeluarkan dan dibersihkan dari pelarutnya kemudian
dikeringkan. Spektrofotometer dimatikan dengan mengklik tanda silang pada
bagian kanan atas kemudian pilih cole the
lamps and cole the windows
kemudian tekan tombol ‘ON’/’OFF’ pada main
unit spektrofotometer.
Kelebihan Spektrofotometer
Penggunaannya
luas, dapat digunakan untuk senyawa organik, anorganik dan biokimia yang diabsorbsi
pada daerah ultraviolet maupun daerah tampak, sensitivitasnya tinggi, batas
deteksi untuk mengabsorbsi dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M, selektivitasnya
tinggi, ketelitiannya baik, pengukurannya mudah, dengan kinerja yang cepat.
Hal-hal yang harus diperhatikan
Larutan yang
dianalisis merupakan larutan berwarna, apabila
larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka
larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna.
Kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV.
Panjang
gelombang maksimum, panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang
maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut,
perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan terbentuk kurva
absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi dan apabila
dilakukan pengukuran ulang, tingkat
Kalibrasi panjang
gelombang dan Absorban, spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas
cahaya yang dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada
spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk.
Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada
spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti. Faktor-faktor
yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur
konsentrasi suatu analit adalah adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat
diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen
yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna, serapan oleh kuvet, dan kesalahan
fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat
tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau
pemekatan).
Kalibrasi
Yang perlu dikalibrasi adalah panjang gelombang dan absorbansi.
a.
Kalibrasi Panjang gelombang
Menggunakan filter gelas helium oksida
yang mempunyai panjang gelombang acuan (nm) , pasang filter gelas holium
oksida pada kompartemen sampel dan kompartemen pembanding dibiarkan kosong
(udara) , Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang gelombang
spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang acuan.
b.
Kalibrasi Absorbans
Buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg
dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan A) , Buat larutan kalium
dikromat 100 + 1 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan B) , buat
larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan bandingkan hasilnya
dengan data acuan (+ 2%)
Cara Pemeliharaan
Cara
pemeliharaan spektrofotometer UV Vis adalah kompartment sampel selalu
dibersihkan, suhu penyimpanan stabil, meja permanen, gunakan stabilizer, masukkan
kuvet tegak lurus, alat harus selalu diperiksa, kuvet yang digunakan harus
bersih. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit. Spektrofotometer
sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya dari
matahari akan dapat mengganggu pengukuran. Simpan spektrofotometer di dalam
ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang permanen. Pastikan kompartemen
sampel bersih dari bekas sampel. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering. Lakukan
kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.
Aplikasi
UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam
kuantitatif penentuan larutan dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan
senyawa organik, studi fotoelektrokimia lapisan tipis CdS hasil deposisi metode
CBD, meneliti pengaruh kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin dan
dalam penentuan konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya
menggunakan larutan standar.
Hasil Pengamatan
Tabel 3
Hasil Pengukuran Absorbansi pada Asam Galat pada λmaks 293 nm
Larutan
|
Konsentrasi (ppm)
|
Absorbansi
|
Standar 1
|
1
|
0,2541
|
Standar 2
|
2
|
0,2888
|
Standar 3
|
3
|
0,3854
|
Standar 4
|
4
|
0,7802
|
Sampel 1
|
x
|
0,0752
|
Sampel 2
|
x
|
0,3459
|
Tabel 4
Hasil Pengukuran Absorbansi pada Metil Merah pada λmaks 443 nm
Larutan
|
Konsentrasi (ppm)
|
Absorbansi
|
Standar 1
|
1
|
0,0885
|
Standar 2
|
2
|
0,1617
|
Standar 3
|
3
|
0,2576
|
Standar 4
|
4
|
0,3229
|
Standar 5
|
5
|
0,4362
|
Sampel 1
|
x
|
0,1752
|
Sampel 2
|
x
|
0,1516
|

Gambar 1 Kurva Standar Asam Galat Hasil Pengukuran Absorbansi

Gambar 2 Kurva Standar Metil Merah Hasil Pengukuran Absorbansi
Lampiran Perhitungan
1. Asam Galat
λmaks= 293
nm
Absorbansi Sampel 1 = 0.0752
Sampel
2 = 0,3459
Y= a + bx dengan a = 8,4x10-3, b = 0,1675 ,
r = 0.8941 dan r2 = 0,799
Konsentrasi
Sampel 1
Y = a + bx
0,0752 = 8,4x10-3 + 0,1675 X
X = 0,39
ppm
Konsentrasi
Sampel 2
Y = a + bx
0,3459 = 8,4x10-3 + 0,1675 X
X = 2,01
ppm
2. Metil Asetat
λmaks= 443
nm
Absorbansi Sampel 1 = 0,1752
Sampel
2 = 0,1516
Y= a + bx dengan a = -3,6x10-3, b = 0,0856
, r = 0.9967 dan r2 = 0,9934
Konsentrasi
Sampel 1
Y = a + bx
0,1752= -3,6x10-3 + 0,0856 X
X = 2,08
ppm
Konsentrasi
Sampel 2
Y = a + bx
0,1516= -3,6x10-3 + 0,0856 X
X = 1,81
ppm
Pembahasan
Larutan asam galat dan metil merah
dengan dibuat dengan ppm 1 sampai 5 yang
digunakan untuk larutan standar, sehingga dihasilkan kurva standar dari
asam galat dan metil merah. Pada asam galat kurva standar yang dihasilkan tidak
linear dikarenakan kesalahan pada saat melakukan pengenceran larutan untuk
dibuat larutan standar dan warna larutan yang tidak berwarna walaupun berbeda
konsentrasinya mengakibatkan sulitnya membedakan konsentrasi standar dengan ppm
1 dan yang lainnya, selain itu ruangan yang digunakan terdapat sinar LCD dan
matahari yang melintasi alat sehingga banyak sinar yang polikromatik yang masuk
ke dalam alat spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan pada metil merah kurva standar
yang dihasilkan cukup bersifat linear pada ppm 1 , 3, dan 5 namun pada titik
ppm 2 dan 4 titiknya tidak terlewati oleh garis linear, hal ini disebabkan
karena pada saat pembuatan larutan standar kurang dilakukan dengan teliti pada
saat memipet dan pada saat pengenceran .
Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat
konsentrasi asam galat pada sampel 1 sebesar 0,39 ppm dan sampel 2 sebesar 2,01
ppm , dan konsentrasi metil merah pada sampel 1 sebesar 2,08 ppm dan sampel 2
sebesar 1,81 ppm.
Daftar Pustaka
Clark J.
2007. Hukum Beer lambert.[terhubung berkala] http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrum_serapan_ultraviolet-tampak__uv-vis_/hukum_beer_lambert/ (diakses pada tanggal 21 april 2013)
Hadiat. 2004.
Kamus Sains.Jakarta: PT Balai Pustaka
Hamdani. 2008.
Spektrofotometer UV Vis . [terhubung berkala] http://catatankimia . com
/catatan/spektrofometri-uv-vis.html (diakses pada tanggal 21 april 2013)
Tahir I. 2008.
Arti Penting kalibrasi Pada Proses Pengukuran Analitik: Aplikasi Pada
Penggunaan PH Meter dan Spektrofotometer UV Vis. Jogjakarta: Universitas
gadjah Mada
Scribd.
2010. Spektrofotometer UV VIS. [terhubung berkala] http://id.scribd.com/doc/89946634/SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS (diakses pada
tanggal 21 april 2013)
Pangestu
Ayu. 2011. Spektofotometer UV VIS. [terhubung berkala] http://pangestu-ayupangestu.blogspot.com/2011/12/spektrofotometer-uv-vis-dan.html (diakses pada
tanggal 21 April 2013)
Meirina Tri
Arfiyah. 2012. Laporan Praktikum Pemeliharaan dan Pengoperasian Alat. http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pemeliharaan-dan_8148.html (diakses pada tanggal 21 april 2013)
Lerianti
Eno.2013.Praktikum Kimia Analitik Instrumen. [terhubung berkala] http://enolerianti2103.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
(diakses
pada tanggal 21 april 2013)
Yuliartika
Eka Widya. 2012. Spektrofotometri Kimia Kelas XII. [terhubung berkala]http://my.opera.com/ekawidyayuliartika/blog/2012/01/25/spektrofotometri-kimia-xii (diakses pada tanggal 21 april 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar